KATAKAN SAJA KATAMU
Selain menulis puisi aku juga bisa menulis yang lain. Apa itu? Apa pun. Yang penting bermanfaat! karena yang kutahu hidupku tak laik jika berlalu ditemani puisi yang sunyi. Membosankan! Membunuh kreatifitasku! Masih kukenang katakata mas Pringandi Adbi Surya ; menulis apa saja. Sederhana bukan?
_
Seperti saat ini aku menulis apa pun. Bukan cerpen atau saudarasaudaranya. Hanya katakata yang tumpah ruah begitu saja. Semisal menegur jiwa yang jumud….bahwa menulis memberikan arti. Tapi menulis bukan puisi. Menulislah apa saja. Yang penting manfaat. Ya manfaat! Yang membuat kita dan siapa saja merasa kala membacanya.
_
Kini! di sini! aku menulis, menulis dan menulis! Barangkali sampai mati. Tapi tidak puisi! Tapi tidak puisi! Tapi eksistensi!
_
Tampilkan postingan dengan label watawa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label watawa. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 16 April 2011
nasihat sejiwa
MECARI EKSISTENSI
Mencari eksistensi sulitkah?
Sepertinya tidak. Tapi cobalah dongak pancaroba yang kau lakukan…harihari tak laik dikata diari…karena tak ada lagi kertas putih di hadapmu. Semua hitam oleh ulahmu! Berkalikali kukatakan janjimu telah lama kau tinggalkan! Kau telah menjamah topengtopeng haram itu. Wajahmu duhai imitasi! Tak malukah? Pada tuhan uyang diamdiam menyaksikan segala duka yang kau kandung, segala duka yang kautanggung, segala duka yang membuatmu bingung.siapa dirimu? Siapa dirimu? Betapa asing. Betapa terasing. Wajahwajah cahaya telah kau wudhu’kan dengan debu.
***
Harihari berlalu seperti fragmen siasia. Waktu terus berlari, terbang meninggalkanmu. Begitu jauh. Namun kau seolah tak sadar atau purapura pingsan?
***
Hari ini kau lihat matahari masih mengejapkan bola retinanya… menyapu punggungmu yang selalu berharap kehangatan. Namun esok dapatkah kau pastikan semuanya akan baikbaik saja.seperti hari ini? Kau begitu terbelenggu oleh kesalahan yang kau buat dengan sadar. Dengan sadar. Sesadarsadanya!
Mencari eksistensi sulitkah?
Sepertinya tidak. Tapi cobalah dongak pancaroba yang kau lakukan…harihari tak laik dikata diari…karena tak ada lagi kertas putih di hadapmu. Semua hitam oleh ulahmu! Berkalikali kukatakan janjimu telah lama kau tinggalkan! Kau telah menjamah topengtopeng haram itu. Wajahmu duhai imitasi! Tak malukah? Pada tuhan uyang diamdiam menyaksikan segala duka yang kau kandung, segala duka yang kautanggung, segala duka yang membuatmu bingung.siapa dirimu? Siapa dirimu? Betapa asing. Betapa terasing. Wajahwajah cahaya telah kau wudhu’kan dengan debu.
***
Harihari berlalu seperti fragmen siasia. Waktu terus berlari, terbang meninggalkanmu. Begitu jauh. Namun kau seolah tak sadar atau purapura pingsan?
***
Hari ini kau lihat matahari masih mengejapkan bola retinanya… menyapu punggungmu yang selalu berharap kehangatan. Namun esok dapatkah kau pastikan semuanya akan baikbaik saja.seperti hari ini? Kau begitu terbelenggu oleh kesalahan yang kau buat dengan sadar. Dengan sadar. Sesadarsadanya!
Langganan:
Postingan (Atom)